PANTAU LAMPUNG– Gelaran Pringsewu Cultural Festival Kapolres Cup II 2025 resmi dibuka oleh Kapolres Pringsewu, AKBP M. Yunnus Saputra, pada Rabu (15/10/2025) di halaman Mapolres Pringsewu, Komplek Perkantoran Pemda Pringsewu. Festival yang digelar atas kerja sama Polres Pringsewu dan Pemerintah Kabupaten Pringsewu ini sekaligus menjadi peringatan Hari Kebudayaan Nasional, dengan tujuan memperkuat identitas budaya sekaligus memupuk kebersamaan di tengah keberagaman masyarakat.
Pembukaan festival berlangsung meriah, dihadiri berbagai elemen masyarakat, mulai dari pelaku seni dan budaya, organisasi kemasyarakatan, hingga peserta dari berbagai kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Sebagai simbol dimulainya acara, Kapolres Pringsewu AKBP M. Yunnus Saputra memukul gong, disaksikan oleh para pejabat utama Polres Pringsewu, perwakilan Pemerintah Daerah, serta tamu undangan lainnya.
Festival tahunan ini menampilkan beragam kegiatan yang menarik dan edukatif. Di antaranya lomba kuda kepang, reog ponorogo, karnaval budaya, pertunjukan musik dan tari kreasi, serta pagelaran wayang kulit. Tidak ketinggalan, ratusan pelaku UMKM lokal turut meramaikan festival dengan memamerkan produk unggulan mereka, mulai dari kuliner khas hingga kerajinan tangan. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, dengan agenda yang berbeda setiap harinya untuk memberikan pengalaman maksimal bagi pengunjung.
Pada hari pertama, lomba kuda kepang dan reog ponorogo menjadi sorotan utama. Sebanyak 19 grup seni menampilkan kreativitas dan kemampuan terbaik mereka, sementara 25 grup lainnya akan tampil pada hari kedua dan ketiga bersamaan dengan lomba karnaval budaya dan pertunjukan seni lainnya. Penampilan perdana dibuka oleh Grup Kuda Kepang Putro UGM dari Pekon Pandansurat, Kecamatan Sukoharjo, disusul oleh Sinar Lestari Budoyo Pringsewu dan Reog Ponorogo Krido Budoyo Mudo Sukoharjo, yang berhasil memikat perhatian pengunjung dengan kostum warna-warni dan atraksi memukau.
AKBP M. Yunnus Saputra menjelaskan bahwa festival ini merupakan bagian dari strategi “Cultural Policing”, yaitu pendekatan kepolisian berbasis budaya yang mengedepankan kerjasama dan interaksi positif antara masyarakat dan aparat kepolisian. “Harapannya, warga yang hadir dapat merasakan energi persatuan dan kebersamaan. Hidup memang penuh perbedaan, tetapi kita memiliki satu kesamaan, yaitu keyakinan kepada Tuhan yang Maha Esa,” ujarnya kepada awak media.
Lebih lanjut, Kapolres menjelaskan skala dan partisipasi festival kali ini cukup besar. Lomba karnaval budaya diikuti oleh lebih dari seribu peserta dari berbagai wilayah, sementara lomba kuda kepang diikuti oleh 44 kelompok seni dari enam kabupaten/kota di Lampung. Sedangkan lebih dari 40 pelaku UMKM binaan Polres Pringsewu serta ratusan pelaku UMKM lokal lainya turut berpartisipasi, menciptakan suasana festival yang ramai dan penuh warna.
Kapolres juga menekankan pentingnya nilai sportivitas dan kerja sama selama lomba berlangsung. Ia meminta tim juri menilai setiap penampilan secara objektif, profesional, dan adil, agar hasil kompetisi benar-benar mencerminkan kualitas dan dedikasi para pelaku seni budaya. “Mari jadikan festival ini bukan sekadar ajang lomba, tetapi wadah untuk mempererat persaudaraan dan menjaga marwah budaya kita. Ini juga merupakan momentum untuk memperkenalkan potensi budaya Pringsewu ke tingkat provinsi bahkan nasional,” pungkas AKBP Yunnus.
Antusiasme masyarakat terlihat tinggi sepanjang acara. Ribuan pengunjung memadati lokasi, menyaksikan pertunjukan budaya dan menikmati sajian kuliner lokal. Festival ini juga menjadi sarana edukasi bagi generasi muda agar lebih mengenal dan mencintai budaya tradisional, sekaligus mendukung pengembangan UMKM di daerah.
Dengan berbagai kegiatan yang meriah dan partisipasi lintas elemen masyarakat, Pringsewu Cultural Festival 2025 diharapkan tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga memperkuat identitas budaya daerah serta mempererat hubungan antara masyarakat dan aparat kepolisian, membangun rasa kebersamaan yang harmonis di tengah keberagaman.***