PANTAU LAMPUNG– Tiga keluarga besar polisi yang gugur dalam penggerebekan praktik sabung ayam di Way Kanan kembali mengenang duka mendalam. Menjelang sidang putusan prajurit TNI aktif Kopda Bazarsah yang dijadwalkan pada Senin, 11 Agustus 2025, keluarga korban menggelar doa bersama dan melakukan ziarah ke makam para almarhum secara serentak.
Korban yang gugur dalam insiden tersebut adalah AKP Anumerta Lusiyanto, Aipda Petrus Apriyanto, dan Briptu Ghalib. Ketiganya tewas tertembak saat menjalankan tugas penggerebekan yang diduga dijaga oleh oknum bersenjata.
Kopda Bazarsah kini menjadi terdakwa utama dan dituntut hukuman mati oleh oditur militer atas tuduhan pembunuhan berencana, kepemilikan senjata api ilegal, serta keterlibatan dalam perjudian.
Kegiatan doa bersama dilakukan di kediaman masing-masing keluarga korban dan akan dilanjutkan dengan ziarah sebagai penghormatan sekaligus simbol harapan agar keadilan dapat ditegakkan.
Putri Maya Rumanti, kuasa hukum keluarga korban, menyampaikan bahwa doa dan ziarah ini bukan sekadar bentuk duka, melainkan juga harapan agar majelis hakim militer dapat memberikan keputusan adil berdasarkan fakta.
“Walaupun terdakwa membela diri bahwa perbuatannya tidak disengaja, keluarga tetap percaya keadilan akan berpihak pada korban,” ujarnya.
Putri menambahkan, majelis hakim di Pengadilan Militer I-04 Palembang diharapkan tak terpengaruh status militer terdakwa dan mampu memutuskan perkara ini dengan rasa kemanusiaan dan berdasarkan hukum.
“Kami yakin hakim akan mempertimbangkan hukum dan nurani. Ini tentang nyawa tiga aparat yang gugur saat menjalankan tugas,” tegas Putri.
Sidang putusan akan dihadiri oleh sekitar 40 hingga 50 anggota keluarga korban, termasuk anak almarhum AKP Lusiyanto yang datang dari Jakarta.
“Kehadiran mereka bukan hanya sebagai bentuk dukungan, tetapi juga suara keadilan yang ingin kami sampaikan langsung di ruang sidang,” tutup Putri.***