PANTAU LAMPUNG– Launching megah Bhayangkara Presisi Lampung FC di Stadion Sumpah Pemuda bukan hanya menjadi pesta sepakbola, tapi juga penanda penting: Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menepati janjinya kepada masyarakat. Janji yang sempat diragukan banyak pihak kini resmi ditunaikan—Lampung akhirnya punya klub di kasta tertinggi Liga 1.
“Ini janji Pak Gubernur untuk rakyat Lampung, bukan hanya untuk Bhayangkara FC. Dan alhamdulillah, janji itu kini telah dibayar lunas,” ujar Wakil Ketua Asprov PSSI Lampung, Yoga Swara, di Kantor PSSI Lampung, Rabu (30/7).
Tak hanya itu, launching ini juga jadi momentum kebangkitan sepakbola Lampung. Dari pembinaan usia dini, pembentukan ekosistem klub, hingga menyatukan semangat masyarakat yang rindu akan kejayaan bola lokal.
Namun, menurut Yoga, ini baru awal. Target besar lainnya sudah menanti: membangun stadion bertaraf internasional. “Syaratnya ada dua: klub Liga 1 dan lahan. Keduanya kita punya. Sekarang saatnya perjuangkan anggaran ke pusat,” tegasnya.
Yoga juga mengungkap betapa berat proses menuju launching ini. Hanya dua minggu waktu persiapan sejak kepastian kehadiran Kapolri. “Kami kerja siang malam. Dan saat acara berlangsung meriah meski diguyur hujan, itu seperti hadiah terbesar,” katanya.
Antusiasme masyarakat juga tak terbendung. Bahkan, meski hujan deras mengguyur, penonton tetap bertahan. “Penonton Lampung itu organik, militan, dan tulus. Pak Kapolri sampai kagum,” ungkap Yoga dengan bangga.
Suporter Mulai Bangkit: Warna Kuning Jadi Simbol
Lampung tak hanya punya klub, tapi kini juga mulai membangun basis suporter yang solid. Komunitas Elbara yang identik dengan warna kuning menjadi pionir. Disusul oleh komunitas lainnya seperti Sikambara. “Kami terbuka untuk kreativitas. Yang penting tertib dan mendukung dengan semangat,” tegas Yoga.
Ia menekankan, kehadiran Bhayangkara FC bukan hanya soal bola. “Ini tentang harga diri dan mimpi warga Lampung. Mari kita jaga bersama, karena perjalanan baru saja dimulai.”***