PANTAU LAMPUNG — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus memperkuat strategi penanggulangan bencana sebagai bagian dari visi Gubernur Rahmat Mirzani Djausal dalam menciptakan daerah yang tangguh menghadapi berbagai risiko alam dan non-alam.
Rapat penting terkait Kesiapsiagaan Bencana dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Marindo Kurniawan, di ruang kerjanya, Kamis (17/7). Fokus utama rapat kali ini adalah penguatan sistem peringatan dini (early warning system), peningkatan edukasi publik, dan sinergi antarinstansi dalam menghadapi bencana hidrometeorologi maupun ancaman gempa megathrust.
“Kita tidak tahu kapan bencana akan datang. Tapi kita bisa memastikan bahwa masyarakat siap dan pemerintah hadir dengan langkah konkret,” tegas Marindo.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, khususnya antara Pemprov dan Pemerintah Kabupaten/Kota, agar upaya mitigasi bencana tidak berjalan sendiri-sendiri.
“Mitigasi harus bisa memberikan ketenangan kepada masyarakat. Untuk itu, koordinasi dengan Kabupaten/Kota sangat krusial,” tambahnya.
Potensi gempa megathrust, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta bencana non-alam lainnya turut menjadi perhatian serius dalam rapat tersebut. Marindo mendorong pelatihan, simulasi kebencanaan, serta edukasi masyarakat secara berkelanjutan agar tidak ada kepanikan saat bencana benar-benar terjadi.
Ia juga menekankan kesiapan logistik, sumber daya manusia, dan pendanaan sebagai fondasi penting dalam menghadapi keadaan darurat.
“Semua komponen, mulai dari SDM, anggaran, hingga kesiapan logistik bantuan, harus disiapkan sejak dini,” katanya.
Sebagai penutup, Marindo mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk aktif menjadi bagian dari sistem penanggulangan bencana di Lampung.
“Dengan kesiapan yang matang, edukasi yang luas, dan sinergi lintas sektor, kita bisa menciptakan Provinsi Lampung yang lebih siap, sigap, dan tangguh menghadapi segala bentuk bencana,” pungkasnya.***