PANTAU LAMPUNG— Menghadapi tantangan dan peluang di era teknologi informasi, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung menggelar Lokakarya Literasi Digital bagi para penggiat literasi dari berbagai kabupaten/kota di Provinsi Lampung.
Acara yang berlangsung di Aula Nuwa Baca Zainal Abidin Pagar Alam ini secara resmi dibuka oleh Sekretaris Dinas, Surya Aprina Su’ud, mewakili Kepala Dinas.
“Literasi digital kini menjadi kunci dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat, baik dari sisi ekonomi, pendidikan, maupun kesejahteraan sosial,” ujar Surya dalam sambutannya.
Ia menegaskan bahwa era digital telah menyatu dalam keseharian masyarakat, namun di balik kemudahan tersebut terdapat tantangan nyata seperti hoaks, penipuan daring, dan ancaman keamanan data pribadi.
“Kita perlu membekali masyarakat, terutama para penggiat literasi, agar bisa memilah informasi valid, mengenali ancaman digital, dan menggunakan teknologi secara bijak serta produktif,” tambahnya.
Lokakarya ini diharapkan melahirkan agen-agen perubahan literasi digital yang dapat menyebarkan pemahaman ini ke lingkungan masing-masing — keluarga, sekolah, hingga komunitas masyarakat.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Dr. Tito Budi Raharto menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar forum diskusi, tetapi merupakan langkah nyata menghadapi kompleksitas dunia digital saat ini.
“Kami hadirkan narasumber yang aktif di lapangan, seperti Hendri Std dari AMSI Wilayah Lampung dan Robby Sonny dari Forum Backstagers Indonesia. Peserta tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga wawasan praktis yang bisa langsung diterapkan,” ungkap Tito.
Ia menekankan bahwa penguatan literasi digital adalah investasi jangka panjang bagi Provinsi Lampung.
“Kami ingin membentuk efek domino. Dari satu peserta menjadi sepuluh agen literasi digital. Ini adalah pondasi penting menuju masyarakat yang cerdas, kritis, dan tahan terhadap arus disinformasi,” pungkas Tito.***