PANTAU LAMPUNG— Pemerintah Kabupaten Pringsewu menyiapkan 69 ton beras cadangan pangan guna mengantisipasi potensi kerawanan pangan akibat bencana alam, lonjakan harga kebutuhan pokok, kekeringan, hingga kebakaran. Langkah ini merupakan bentuk kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas pangan dan melindungi kelompok rentan.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pringsewu, Hendrid, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (14/7/2025).
“Beras cadangan ini tersimpan di gudang Bulog dan hanya bisa disalurkan jika sudah ada Surat Keputusan (SK) dari Bupati, terutama dalam kondisi darurat,” jelas Hendrid.
Respons Cepat untuk Situasi Mendesak
Menurutnya, stok beras ini merupakan bagian dari Program Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten yang akan digunakan saat terjadi bencana banjir, kebakaran, kekeringan panjang, atau lonjakan harga sembako. Tak hanya itu, bantuan pangan juga akan menyasar kelompok masyarakat miskin ekstrem sesuai data resmi dari Kementerian Sosial.
“Penyaluran beras tidak hanya untuk bencana, tapi juga untuk warga miskin ekstrem. Ini merupakan bagian dari komitmen Pemkab dalam mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan sosial,” katanya.
33.000 KPM Terima Bantuan di Juni–Juli
Pada 2025 ini, Pemkab Pringsewu juga menargetkan penyaluran bantuan beras kepada 33.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Masing-masing KPM akan menerima 10 kilogram beras per bulan selama dua bulan, yaitu pada Juni dan Juli 2025.
“Program ini diharapkan mampu meringankan beban masyarakat sekaligus menjadi bantalan sosial saat harga bahan pokok tidak stabil,” tambah Hendrid.
Ia menekankan bahwa ketahanan pangan bukan hanya soal pasokan, tetapi juga soal kecepatan dan ketepatan distribusi kepada mereka yang paling membutuhkan. Oleh sebab itu, kolaborasi antara Pemkab, Bulog, serta instansi terkait sangat krusial.***