PANTAU LAMPUNG- Dalam rangka merayakan HUT ke-13, Media Harian Pikiran Lampung menggelar Diklat Jurnalistik Dasar dan Lanjutan yang diikuti oleh puluhan jurnalis muda dan peserta umum dari seluruh penjuru Provinsi Lampung.
Lebih dari sekadar pelatihan teknis, kegiatan ini menjadi ruang pembelajaran dan refleksi tentang bagaimana sebuah berita harus ditulis: terstruktur, faktual, dan bertanggung jawab.
Salah satu sesi yang paling menyita perhatian datang dari Abung Mamasa, Ketua Ikatan Jurnalis Pemprov (IJP) Lampung dan pengurus AMSI, yang menegaskan bahwa jurnalis bukan hanya penyampai informasi, melainkan penjaga kebenaran.
“Berita yang baik itu punya kerangka, punya logika. Tidak bisa asal menulis dan menyebar. Harus diuji, dikroscek, dan disusun dengan etika,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa era digital menuntut jurnalis semakin teliti, sebab satu kesalahan bisa menyebar luas dan berdampak besar.
“Tugas jurnalis bukan menjadi buzzer, tapi menjadi penjernih informasi di tengah derasnya arus hoaks,” tambahnya.
Ketua pelaksana kegiatan, Ichwan, menyebutkan pelatihan ini dirancang agar peserta tidak hanya memahami teknik menulis, tapi juga mampu menerapkan prinsip jurnalisme yang baik, mulai dari wawancara, reportase, hingga fotografi.
“Kami ingin membentuk jurnalis yang kuat secara teknis dan kokoh secara etis. Jurnalis yang bisa dipercaya karena menulis dengan tanggung jawab,” kata Ichwan.
Diklat ini diikuti oleh 70 peserta, berasal dari berbagai media online dan cetak, termasuk pegiat komunitas yang tertarik pada dunia pers. Dukungan penuh diberikan oleh Pemerintah Provinsi Lampung, termasuk Gubernur Rahmad Mirzani Djausal dan Kepala BPKAD Marino Kurniawan.
Kegiatan ini juga menggandeng sejumlah organisasi media, seperti SMSI, IJP Lampung, dan jaringan media sosial Indonesia, sebagai bentuk kolaborasi lintas platform dalam memperkuat kualitas jurnalisme di daerah.***