PANTAU LAMPUNG— Ketika Deep Learning mulai digaungkan sebagai pendekatan pendidikan masa depan, PT Lampung Cerdas Mendunia justru sudah lebih dulu melangkah lewat inovasi bernama Hypnoteaching.
Metode ini diperkenalkan sejak 2017 dan terbukti mampu menghidupkan suasana belajar yang lebih menyenangkan, dalam, dan bermakna. Bukan hanya sekadar teori, Hypnoteaching memadukan komunikasi sugestif, empati guru, dan kekuatan bawah sadar untuk meningkatkan motivasi dan fokus siswa.
“Hypnoteaching adalah esensi dari pembelajaran mendalam. Ia mengaktifkan pikiran bawah sadar dan emosi siswa, sehingga proses belajar jadi lebih terinternalisasi,” jelas Syaifulloh, CEO PT Lampung Cerdas Mendunia.
Jadi Role Model Pendidikan Modern
Kini, Kementerian Pendidikan melalui Ditjen Kemdikdasmen mendorong pendekatan Deep Learning yang menekankan pada aspek berpikir kritis, kolaboratif, kreatif, dan komunikatif. Uniknya, semua prinsip itu ternyata telah lebih dulu diterapkan Lampung Cerdas melalui pelatihan Hypnoteaching kepada ribuan guru di berbagai sekolah.
Data internal menunjukkan 78% sekolah mitra mengalami peningkatan keterlibatan siswa setelah pelatihan. Beberapa sekolah bahkan melaporkan lonjakan signifikan dalam hasil akademik.
“Ini bukan sekadar metode, tapi filosofi pembelajaran berbasis hati dan kesadaran penuh,” tambah Syaifulloh.
Deretan Prestasi dan Komitmen
Tak hanya inovatif, Lampung Cerdas juga diakui secara nasional dan internasional. Lembaga ini telah menerima sejumlah penghargaan seperti:
- Best Performing Business Winner 2022
- Asia Top Millennials Choice in Education Program Award 2024
- Rekor MURI sebagai lembaga dengan edukasi digital perguruan tinggi terbanyak
Pendidikan Dimulai dari Hati
Dengan visi “Mencerdaskan dengan Hati”, Lampung Cerdas percaya bahwa perubahan besar dalam pendidikan harus dimulai dari kualitas dan kesadaran guru. Hypnoteaching bukan hanya teknik, tapi pendekatan yang menempatkan guru sebagai pembimbing mental, emosional, sekaligus intelektual siswa.
Saat dunia pendidikan kini mengejar relevansi abad ke-21, Lampung Cerdas justru telah lebih dahulu berlari. Dan mungkin, pendidikan Indonesia hanya perlu mengikuti jejaknya.***