PANTAU LAMPUNG – Warga dari lima desa di Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan—Bumidaya, Bumi Asih, Bumi Restu, Bumi Asri, dan Tanjung Jaya—menggelar aksi teatrikal panen ikan lele di jalan berlubang. Aksi unik ini menjadi bentuk protes terhadap kondisi ruas jalan yang rusak parah dan tak kunjung mendapat perhatian pemerintah.
Selama bertahun-tahun, warga menghadapi kondisi jalan yang penuh lubang, bahkan berubah menjadi genangan air saat musim hujan. Sebagai simbol keresahan, mereka menangkap 400 ekor ikan lele di genangan air yang terbentuk dari lubang-lubang jalan. Aksi ini tidak hanya menyampaikan aspirasi tetapi juga menjadi sindiran tajam atas minimnya perhatian terhadap infrastruktur pedesaan.
Jalan Rusak: Kesulitan yang Tak Berkesudahan
Sumedi, salah satu warga Desa Bumi Restu, mengungkapkan bahwa jalan di desanya telah rusak selama lebih dari satu dekade tanpa adanya perbaikan. “Sudah 10 tahun lebih, tapi tidak pernah ada perhatian serius. Masyarakat berharap jalan ini bisa segera diperbaiki untuk memudahkan mobilitas, terutama bagi petani yang menggantungkan hidupnya pada akses transportasi,” ujarnya.
Ia juga menyoroti dampak buruk jalan rusak yang menyebabkan kecelakaan bagi warga. “Sudah ada korban yang jatuh, tapi masyarakat cuma bisa pasrah. Tidak ada pilihan lain selain terus bertahan,” tambahnya.
Sindiran Kreatif dalam Bentuk Spanduk
Aksi teatrikal ini semakin menarik perhatian karena diwarnai dengan spanduk-spanduk bernada sindiran, di antaranya:
– Awas Jalan Rusak, Perbanyak Istighfar!
– Mobil Pejabat Elit, Jalan Sulit.
– Pelan-Pelan Boss, Lubang di Jalan Tak Senikmat Lubang di Ranjang.
Pesan-pesan ini menjadi ekspresi kegelisahan warga terhadap kondisi jalan yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah.
Harapan Warga untuk Perubahan
Melalui aksi ini, warga berharap pemerintah Kabupaten Lampung Selatan dapat segera menindaklanjuti aspirasi mereka dengan perbaikan jalan. Infrastruktur yang layak bukan hanya kebutuhan, tetapi juga hak masyarakat untuk menunjang aktivitas ekonomi dan kesejahteraan mereka.
“Kami ingin perbaikan dilakukan tahun ini. Jalan yang baik akan memudahkan masyarakat dalam bekerja dan beraktivitas,” kata Sumedi.
Seruan kepada Pemerintah untuk Bertindak
Aksi teatrikal panen ikan di jalan berlubang ini menjadi simbol ketidakpuasan masyarakat terhadap lambannya perbaikan infrastruktur. Warga berharap suara mereka tidak hanya terdengar tetapi juga direspons dengan kebijakan nyata yang memberikan manfaat bagi kehidupan mereka.
Dengan aksi ini, mereka ingin menegaskan bahwa pembangunan bukan hanya tentang pusat kota, tetapi juga desa-desa yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah. Infrastruktur yang baik bukanlah kemewahan, tetapi sebuah kebutuhan esensial.***