PANTAU LAMPUNG – Aksi perampokan bersenjata kembali terjadi di wilayah Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. Kali ini, Imam Setiawan (30), warga Desa Palas Sukabakti, Kecamatan Palas, menjadi korban saat melintas di jalan arah Umbul Tengah, Kelurahan Way Lubuk, pada Senin (10/3/2025) dini hari.
Kelima pelaku yang bersenjata api dan senjata tajam menodong Imam serta dua kernetnya sebelum membawa kabur uang sebesar Rp10 juta.
Dihadang di Jalan Sepi, Ditodong Senjata Api
Perampokan terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, ketika korban dalam perjalanan pulang setelah mengantar Timun Suri ke Jati Mulyo, Kecamatan Jati Agung. Imam yang mengendarai mobil L300 nopol A 8452 W tidak sendiri, ia ditemani dua rekannya, Heri dan Firman, warga setempat.
Saat melintas di lokasi kejadian yang minim penerangan, tiba-tiba lima orang pria bersenjata menghadang mobilnya. Salah satu pelaku langsung menodongkan pistol ke kepala Imam, sementara yang lain mengancam kedua kernet dengan parang dan golok.
Pelaku memaksa korban menyerahkan uang, namun Imam mengaku tidak membawanya. Para perampok kemudian menggeledah kendaraan dan menemukan uang Rp10 juta yang disimpan di balik jok kursi sopir. Setelah mendapatkan uang tersebut, kawanan perampok melarikan diri ke arah semak-semak di sekitar lokasi kejadian.
Korban Syok, Ragu Melapor ke Polisi
Istri korban, Mulan (30), mengaku bahwa suaminya masih trauma akibat kejadian tersebut.
“Suami saya syok dan lemas. Uang hasil kerja keras berjualan sayur dan buah habis dirampas. Kami masih bingung harus bagaimana,” ungkapnya.
Ia juga mengaku masih berpikir ulang untuk melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.
“Saya takut kalau lapor malah keluar biaya lagi,” katanya lirih.
Jalan Rawan, Warga Minta Keamanan Ditingkatkan
Jalur tempat kejadian perkara memang dikenal rawan kejahatan, terutama karena minimnya penerangan jalan. Warga sekitar sudah lama mengeluhkan hal ini, namun hingga kini belum ada tindakan nyata dari pihak terkait.
Huri, warga setempat, mengungkapkan bahwa lokasi tersebut sering terjadi tindak kejahatan.
“Jalan ini gelap gulita, sering ada penodongan dan perampokan. Kami berharap ada penerangan jalan dan patroli dari polisi,” ujarnya.
Sementara itu, Selamet Riyadi, aktivis Ormas GML, juga menyoroti lemahnya pengawasan keamanan di wilayah tersebut. Ia meminta aparat segera bertindak untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Warga berharap kepolisian segera melakukan penyelidikan dan meningkatkan patroli malam, agar jalan tersebut tidak lagi menjadi sasaran empuk para pelaku kejahatan.***