PANTAU LAMPUNG– Di tengah hiruk pikuk persiapan pembangunan Kabupaten Tanggamus, “teriakan” dari Kecamatan Pematang Sawa terdengar nyaring. Bukan teriakan tanpa makna, melainkan aspirasi mendesak akan kebutuhan infrastruktur dasar: jalan tembus dan jaringan internet. “Teriakan” ini mengemuka dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Penyusunan RKPD Tahun 2026 tingkat kecamatan, yang digelar di Kantor Kecamatan Pematang Sawa, Selasa (18/2/2025).
“Teriakan” dari Seberang Laut
Camat Pematang Sawa, Syaifuddin Syarip, dengan lantang menyampaikan delapan usulan prioritas dari 14 pekon yang ada di wilayahnya. “Wilayah kami yang berada di seberang laut sangat membutuhkan jalan tembus dari Pekon Way Nipah menuju delapan pekon lainnya,” ungkapnya. Tak hanya itu, jaringan internet yang masih menjadi barang langka di pekon-pekon seperti Teluk Berak, Karang Berak, Tirom, Way Asahan, Kaur Gading, Martanda, Tampang Tua, dan Tampang Muda, juga menjadi sorotan utama.
Anggaran Terbatas, Prioritas Utama
Kepala Bappelitbang Kabupaten Tanggamus, Doni Sengaji Berisang, mengakui keterbatasan anggaran yang ada. Namun, ia menegaskan bahwa Musrenbang ini bukan sekadar seremoni belaka. “Kita harus benar-benar memaksimalkan dan memprioritaskan sesuai dengan kebutuhan riil warga,” tegasnya. Doni menambahkan, pihaknya siap mengajukan usulan ke tingkat provinsi jika diperlukan.
Aspirasi dari Akar Rumput
Para kepala pekon pun tak ketinggalan menyampaikan aspirasi mereka. Kepala Pekon Way Nipah, Apriyal, mendesak agar pembangunan jalan menuju pekonnya diprioritaskan. Kepala Pekon Tanjungan, Barzani, mengusulkan normalisasi aliran sungai yang sering meluap saat air laut pasang. Sementara Kepala Pekon Betung, Sahyan, mengusulkan pembangunan jalan tembus dari Betung ke Pesagguan.
“Teriakan” yang Harus Didengar
Musrenbang ini menjadi wadah bagi masyarakat Pematang Sawa untuk menyampaikan “teriakan” mereka. “Teriakan” yang bukan hanya sekadar keluhan, tetapi juga harapan akan kehidupan yang lebih baik. Akankah “teriakan” ini didengar dan diwujudkan? Waktu yang akan menjawab.
Deskripsi Jurnalis:
“Di tengah riuhnya suara pembangunan, ada kalanya kita perlu menajamkan pendengaran untuk mendengar ‘teriakan’ dari mereka yang terpinggirkan. Musrenbang Pematang Sawa menjadi bukti bahwa suara dari akar rumput memiliki kekuatan untuk mengubah arah pembangunan. Sebagai jurnalis, saya merasa terpanggil untuk menyampaikan ‘teriakan’ ini agar didengar oleh para pengambil kebijakan. Karena di balik setiap ‘teriakan’, ada harapan akan kehidupan yang lebih baik.”***