PANTAU LAMPUNG— Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ronald Paul Sinyal, mengungkapkan bahwa Firli Bahuri, yang saat itu menjabat sebagai Ketua KPK, sempat memberikan instruksi untuk menunda penetapan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka pada tahun 2020.
“Sebenarnya sejak awal saya sudah berniat mengajukan Hasto sebagai tersangka. Salah satunya yang sekarang akhirnya maju,” kata Ronald, merujuk pada pengusulan kasus yang kini tengah diproses.
Saat ditanya apakah ada komisioner lain di Jilid V yang menahan penetapan tersangka tersebut, seperti Alexander Marwata, Nurul Ghufron, Lili Pintauli, atau Nawawi Pomolango, Ronald menegaskan bahwa Firli-lah yang paling keras menentang langkah tersebut.
“Secara legalitas, seluruh pimpinan KPK setuju, namun yang menahan dan tidak memberikan persetujuan secara detail adalah Firli Bahuri sendiri. Dia langsung menginstruksikan kepada saya, ‘Jangan dulu’,” ujarnya.
Ronald mengungkapkan bahwa Hasto layak ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan suap dan perintangan penyidikan, tanpa ada unsur politis dalam proses hukum yang tengah berlangsung.
“Saya sudah sampaikan informasi ini kepada Kasatgas Penyidik KPK Rossa Purbo Bekti dan tim,” jelasnya. “Menurut saya, tidak ada faktor politik yang mempengaruhi pengajuan tersangka ini.”
Hal senada juga disampaikan oleh mantan penyidik senior KPK, Novel Baswedan, yang mengungkapkan bahwa bukti-bukti yang ada untuk menetapkan Hasto sebagai tersangka sudah cukup sejak 2020.
“Seingat saya, sejak awal 2020, setelah OTT, penyidik sudah mengusulkan Hasto sebagai tersangka berdasarkan bukti yang ada,” kata Novel.
Novel menambahkan bahwa keterlibatan Hasto dalam kasus suap terkait pergantian antarwaktu (PAW), yang juga melibatkan buronan Harun Masiku, sudah lama menjadi perhatian KPK. Namun, pimpinan KPK saat itu tidak melanjutkan proses hukum yang semestinya dilakukan.
“Pada saat itu, pimpinan KPK tidak mau melanjutkan prosesnya dan meminta agar Harun Masiku tertangkap dulu,” ungkapnya.
Pernyataan Novel ini kembali mengingatkan publik tentang dugaan kedekatan Firli Bahuri dengan PDIP. Pada saat uji kelayakan di DPR pada September 2019, Firli mengakui bahwa ia pernah bertemu dengan Megawati Soekarnoputri, yang juga merupakan Ketua Umum PDIP.***