PANTAU LAMPUNG – Sejumlah arsip statis berupa manuskrip kuno beraksara Lampung milik keluarga Zulkifli Yunus dan Hazairin dari Tiuh Tuha Margakaya resmi diserahkan kepada Lembaga Kearsipan Daerah Kabupaten Pringsewu. Penyerahan dilakukan dalam sebuah acara seremonial di Sesat Kencana Agung, Tiuh Margakaya, Kecamatan Pringsewu, Selasa (17/12/2024).
Penyerahan arsip tersebut ditandai dengan penandatanganan naskah serah terima antara pemilik naskah dan Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pringsewu, Hipni. Acara ini turut dihadiri oleh Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Titik Puji Lestari, yang mewakili Pj Bupati Pringsewu Marindo Kurniawan.
Upaya Pelestarian Budaya dan Sejarah
Titik Puji Lestari menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari tanggung jawab Pemkab Pringsewu dalam melestarikan arsip sejarah, khususnya peninggalan budaya dari Pekon Margakaya. “Penyelamatan arsip sejarah ini bertujuan untuk melindungi dan memelihara dokumen penting dari bencana serta mempermudah akses informasi bagi generasi mendatang. Arsip ini menjadi memori kolektif yang berharga dalam perjalanan sejarah bangsa,” ungkapnya.
Sementara itu, Hipni menegaskan bahwa arsip statis yang telah diserahkan akan disimpan dan dilestarikan sesuai standar kearsipan. “Dokumen ini memiliki nilai sejarah tinggi dan penting untuk memberikan gambaran tentang peristiwa masa lalu, masa kini, hingga masa depan. Pemanfaatannya juga harus mengikuti peraturan yang berlaku,” ujarnya.
Warisan Budaya Tiuh Tuha Margakaya
Tokoh masyarakat Tiuh Margakaya, Bastari Nuh Suntan Pilihan, menjelaskan bahwa Tiuh Margakaya merupakan kampung tertua di Pringsewu, berdiri sejak 1738, dan dihuni oleh masyarakat Lampung Pubian beradat Pepadun. Awalnya, Tiuh ini terdiri dari empat kebuayan, yakni Buay Manik, Buay Gunung, Buay Nyukhang, dan Buay Selagai. Pada 2017, jumlahnya bertambah menjadi enam dengan hadirnya Buay Pemuka Senima dan Buay Halam Bawak.
“Arsip ini tidak hanya mencatat jejak sejarah, tetapi juga mencerminkan identitas dan kearifan lokal masyarakat Margakaya sebagai bagian dari budaya Lampung,” ujar Bastari.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Pringsewu, Agus Irwanto, sejumlah kepala perangkat daerah, camat, kepala pekon, tokoh adat, tokoh agama, serta masyarakat setempat. Penyerahan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk pelestarian lebih banyak arsip sejarah di Pringsewu.***