PANTAU LAMPUNG— Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, melontarkan sindiran tajam terhadap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terkait komitmen mereka terhadap konstitusi. Sindiran ini muncul di tengah memanasnya hubungan antara PBNU dan PKB.
Cak Imin mengkritik beberapa pihak di PBNU yang dinilainya kurang memahami konstitusi, terutama dalam upaya menguasai PKB. Menurutnya, tindakan semacam itu tidak seharusnya dilakukan oleh mereka yang memahami dan menghormati konstitusi.
“Jika kita konsisten terhadap konstitusi, maka ekonomi kita tidak akan terus terombang-ambing dalam ketidakberdayaan,” ujar Cak Imin.
Cak Imin merasa aneh melihat adanya keinginan dari beberapa orang di PBNU untuk mengendalikan PKB. Menurutnya, sebagai ulama dan bagian dari PBNU, mereka seharusnya mengerti dan menghormati konstitusi.
“Ketika ada segelintir orang di PBNU ingin menguasai PKB, saya hanya bisa mengatakan bahwa jika Anda ulama, jika Anda bagian dari PBNU, seharusnya Anda memahami dan konsisten terhadap konstitusi,” tegas Cak Imin.
Ia juga menekankan bahwa PKB dan PBNU adalah dua organisasi yang berbeda, sehingga PBNU tidak memiliki hak untuk mengintervensi langkah-langkah PKB. Cak Imin mengingatkan PBNU untuk menghargai batasan masing-masing dan tetap berpegang pada aturan yang berlaku, terutama yang terkait dengan partai politik.
Lebih lanjut, Cak Imin membuka pintu bagi PBNU atau pihak lain untuk menyampaikan aspirasi mereka kepada PKB. Aspirasi tersebut akan dibahas dalam Muktamar PKB yang akan diadakan pada pekan depan.
“PBNU dan PKB adalah dua organisasi yang berbeda, tidak ada hubungan langsung. Jadi, tolong hargai masing-masing dan berpijak pada konstitusi negara,” tegas Cak Imin.
“Kami PKB akan menggelar Muktamar pada tanggal 24 Agustus di Bali, dan kami meminta PBNU untuk menghormati konstitusi PKB dan konstitusi partai politik,” lanjutnya.
“Silakan sampaikan aspirasi dari mana pun, termasuk dari PBNU atau PCNU, kepada peserta Muktamar. Nanti akan kami kaji dan jadikan masukan,” tambah Cak Imin.
Ketegangan antara PKB dan PBNU terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir, dengan kedua belah pihak terlibat dalam adu mulut hingga saling melapor ke pihak berwajib. Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, bahkan mengklaim telah menerima ‘mandat Tebuireng’ dari para kiai NU untuk memperbaiki PKB agar kembali ke jalur yang sesuai.
Terbaru, Gus Yahya telah menemui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (14/8), di mana ia mengaku turut membahas konflik antara PBNU dan PKB dalam pertemuan tersebut.