PANTAU LAMPUNG – Sejumlah warga yang berdomisili di sekitar PT SJIM (Sinar Jaya Inti Mulya) di Kelurahan Maritim Jaya, Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung mengeluhkan aktivitas perusahaan yang mengelola bungkil (ampas kelapa sawit) yang menimbulkan debu dan kutu bungkil.
Akibat polusi debu dan kutu bungkil dari aktivitas perusahaan tersebut, membuat seorang balita 4 tahun yang tinggal di rumah bersebelahan dengan PT SJIM harus menjalani operasi di Rumah Sakit lantaran diduga akibat debu bungkil.

Menurut salah satu warga bernama Tamrin (66), tiap siang maupun malam polusi debu dan kutu bungkil banyak.
“Sudah sekitar 2 tahunan beroperasi perusahaan itu. Banyak warga terdampak termasuk yang dibelakang rumah,” kata dia saat ditemui dirumahnya, Sabtu, 22 Juni 2024.
Akibat dari polusi debu dan kutu bungkil tersebut, lanjut Tamrin, cucunya yang berusia 4 tahun harus menjalani operasi karena sesak.
“Kata dokter, cucu saya sakit dari debu bungkil. Katanya harus pindah, jangan disini di rumah sini lagi. Itu kata dokter,” jelasnya.
“Sudah pernah ketemu sama pihak perusahaan dan ngasih bantuan Rp3 juta. Pertama di rumah sakit ngasih Rp800 ribu. Dan pulang dari rumah sakit dikasih Rp3 juta,” ungkapnya.
Parahnya lagi, kata Tamrin, cucunya sempat mengeluarkan cairan seperti minyak dari hidung.
“Sekarang sudah sehat, tapi cucu saya nggak tinggal disini lagi. Pengennya rumah ini dibeli sama perusahaan biar kami pindah. Saya disini dari tahun 1979. Saya dan istri juga sakit, seperti batuk- batuk akibat debu bungkil,” ucapnya.
Berdasarkan informasi yang didapat, bahwa warga setempat sebelumnya pernah melakukan demo di PT SJIM, namun tidak mendapat solusi.
Bahkan ada warga yang mengirimkan DM (Direct Message) ke Instagram Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana untuk melaporkan soal debu bungkil PT SJIM supaya Wali Kota menindaklanjuti keluhan warga tersebut.
Ditempat yang sama, Arkani selaku RT 02 lingkungan 01 Kelurahan Karang Maritim Kecamatan Panjang, mengaku tidak mengetahui ada warganya yang di operasi akibat debu bungkil PT SJIm.
“Sementara sampai saat ini keluhan dari masyarakat yang menyangkut sampai operasi itu belum ada. Tapi kalau terkait dampak-dampak debu memang sudah ada dan kutu bungkil. Itupun kami sudah mediasi ke perusahaan dan ingin menganalisa debu bungkil tersebut. Sumbernya darimana kutu itu timbulnya,” kata Arkani.
“Kalau terdampak sih ya terdampak. Semua kegiatan. Tapi kepastian terdampaknya kita belum tahu apa memang dampak dari PT SJIM atau perusahaan yang lain. Karena apa yang terkait dengan bungkil bukan hanya PT SJIM saja,” lanjutnya.
Arkani mengakui jika memang yang terdekat disini adalah PT SJIM. Namun, untuk yan dijalan itu semua lalu lalang karena disini jalan utama.
“Kalau dari dinas kota kita belum tau. Tapi kalau dari puskes setempat, saya rasa ke masyarakat ada program-program terus. Tapi kalau tujuannya ke program besar belum tau,” jelasnya.
Arkani mengatakan bahwa keluhan masyarakat terkait debu bungkil dan kutu memang sudah mediasi ke perusahaan.
“Sudah buat laporan ke perusahaan dan perusahaan sudah mediasi ke masyarakat tanggal 28. Dan sepakat kutu akan dianalisa dari mana sumbernya. Warga saya kurang lebih 80 KK. Yang kalau terdampak ya semua terdampak, tapi yang terdampak didekat sini 17 KK yang langsung berdekatan dengan PT SJIM,” sebutnya.

Masih dilokasi yang sama, Camat Panjang, Hendri, mengaku akan mencari informasi terkait keluhan warga terdampak debu bungkil tersebut.
“Makanya nanti sesuai dengan informasi yang kita dapatkan juga dari sampai sejauh mana ingin kita lihat jadi tadi juga kita koordinasi dengan Dinas Kesehatan bahwasannya dari Puskesmas sudah turun dilihat juga kondisi sampai ada katanya warga yang memang dirawat di rumah sakit, tapi yang dirawat di rumah sakit itu sudah sehat,” ujarnya.
Hendri menegaskan, bahwa pihaknya akan mempelajari dulu apa yang kira-kira penyebab utamanya.
“Kalau memang ada polusi, memang semua apalagi lintas di Panjang ini lintas Sumatera jadi memang debunya banyak.