PANTAU LAMPUNG – Ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bekasi 2024 menampilkan persaingan sengit antara dua mantan Walikota, Tri Adhianto dan Mochtar Mohammad (M2), yang kembali bersaing memperebutkan kursi kepemimpinan.
Keduanya bahkan tengah bersaing memperebutkan surat rekomendasi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), di mana keduanya merupakan kader partai tersebut.
Tri Adhianto, yang pernah menjabat sebagai Wakil Walikota Bekasi periode 2019-2023, bahkan mengisi posisi Walikota secara definitif di penghujung masa jabatan setelah Wali Kota sebelumnya, Rahmat Effendi, terjerat kasus korupsi. Di sisi lain, Mochtar Mohammad, yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Bekasi periode 2008-2013, harus mengakhiri masa jabatannya lebih awal karena tersandung kasus serupa.
Kini, keduanya kembali berhadapan dalam arena politik. Tri Adhianto menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Cabang PDIP Kota Bekasi, sedangkan Mochtar Mohammad, dengan sapaan akrab M2, berupaya untuk kembali menggenggam kekuasaan yang pernah diembannya.
Mochtar Mohammad menjelaskan alasannya kembali maju dalam Pilwalkot Kota Bekasi 2024, mengklaim mendapat dukungan luas dari masyarakat. Untuk mempersiapkan kampanyenya, dia bahkan telah menyiapkan 1.000 baliho yang akan dipasang di sejumlah wilayah Kota Bekasi. Meskipun begitu, popularitasnya yang sempat mencapai 90 persen pada 2008, masih menjadi pertanyaan apakah akan bertahan hingga saat ini.
Namun, menurut Ketua Tim Penjaringan DPC PDIP Kota Bekasi, Heri Purnomo, dalam proses penjaringan kandidat, hanya dua orang yang mengambil formulir dan langsung mengirimkannya kembali ke DPC PDIP sebelum batas waktu pendaftaran ditutup. Dua nama itu adalah Tri Adhianto dan Adi Bunardi, sementara Mochtar Mohammad tidak terdaftar dalam penjaringan PDIP.***