PANTAU LAMPUNG – Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Kalianda Lampung Selatan menggelar Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW Tahun 1445 H/ 2024, di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan, Kamis, 8 Februari 2024.
Peringatan Isra Mi’raj tersebut menghadirkan penceramah Ustadz Hi. Firmansyah, yang dihadiri oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan Asep Jumhur S.E., M.M., Kabid, Kasie dilingkungan Dinas Pendidikan, Ketua PGRI Lampung Selatan beserta jajarannya dan tamu undangan lainnya. Acara peringatan Isra Mi’raj diawali oleh penampilan tabuhan Hadroh yang dipersembahkan oleh SDN Sumur Kumbang dan SDN Merak Belantung, dilanjutkan dengan pembacaan Qalam Illahi.
Ketua K3S Lampung Selatan yang juga Ketua pelaksanaan kegiatan peringatan Isra Mi’raj, Taufik, dalam laporannya mengatakan, kegiatan yang berlangsung hari ini diikuti seluruh Kepala Sekolah dan Guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Kalianda sebanyak 500 orang.
“Dengan digelarnya peringatan Isra Mi’raj untuk meningkatkan Ukhuwah Islamiah dan Kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW serta refleksi diri dengan adanya peristiwa Isra Mi’raj,” ujar Taufik.
Plt Kadis Pendidikan Kabupaten Lampung Asep Jumhur dalam sambutannya mengatakan, memberi apresiasi kepada K3S Kecamatan Kalianda Lampung Selatan atas diselenggarakan peringatan Isra Mi’raj. Kegiatannya ini rutin diselenggarakan setiap tahunnya oleh K3S Kecamatan Kalianda.
“Mudah-mudahan dengan memperingati Isra Mi’raj ini mengambil hikmahnya suri tauladan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah merubah dari masa kegelapan menjadi terang benderang dan menjadi pencerahan bagi tenaga pendidik di Lampung Selatan,” kata Asep Jumhur.
Kemudahan acaranya periode Isra Mi’raj dilanjutkan dengan mendengarkan tausiyah oleh ustadz H. Firmansyah, dengan cirinya khas ustadz H. Firmansyah memukau peserta yang dominasi oleh kaum ibu-ibu.
Dalam tausiyahnya ustadz H. Firmansyah menekankan pentingnya pendidikan agama bagi anak sejak dini, karena ada tiga fase dalam pendidikan anak.
“Fase 6 tahun pertama dimasa keemasan dimana kita memperlakukan anak seperti raja, 6 tahun kedua anak kita jadikan tawanan dimana kita harus extra ketat dalam mendidik terlebih ilmu agama sebagai pondasi dasar dan yang terakhir ketika anak memasuki dewasa dimana anak kita sebagai teman bagi kita. Jangan sampai 3 fase tersebut terlewatkan tanpa pendidikan agama yang kuat,” tegas ustadz H. Firmansyah.***