PANTAU LAMPUNG – Aparat Satuan Reserse Kriminal Polres Lampung Timur berhasil mengungkap kasus penemuan jasad wanita yang ditemukan di saluran irigasi Desa Labuhan Ratu Satu, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur.
Ya. Polisi meringkus tiga orang yang diduga terlibat dalam kasus kematian korban bernama Sri Wahyuni, warga Desa Rajabasa Lama Satu, Kecamatan Labuhanratu.
Mereka berinisial PK yang taklain adalah pacar korban. Dan dua rekan PK yakni ST dan SU.
Menurut penuturan orang tua korban, Yatini, anaknya dijemput oleh kekasihnya yaitu PK menggunakan sepeda motor.
“Jam 8 anak saya dijemput laki laki dengan menggunakan sepeda motor. Saya juga tidak tau mau kemana,” kata perempuan sepuh itu.
Yatini mengaku tak ada kecurigaan dalam benaknya saat anaknya dijemput oleh PK. Sebab selama ini PK memang sering menjemput Sri Wahyuni, lalu pergi bareng.
“Anak saya sudah cerai dan punya pacar. Pacarnya yang jemput malam itu inisialnya P. Saya tidak curiga dan tidak berfirasat buruk karena mereka sering keluar malam,” kata Yatini.
Yatini terkejut ketika mendengar anaknya ditemukan tewas di saluran irigasi di Desa Labuhanratu Satu, Kecamatan Way Jepara Minggu, 14 Januari 2024 sore.
“Ya ampun, saya dengar anak saya tenggelam, kayak mau pingsan, apalagi kalau melihat dia (anaknya Sri) yang masih kecil kecil rasanya nggak kuat hati saya,” jelas Yatini.
Awalnya Sri Wahyuni meninggal diduga karena tenggelam. Namun hasil penyelidikan kepolisian, ada unsur kesengajaan yang membuat Sri Wahyuni meregang nyawa.
“Kok bisa anak saya dibunuh apa masalahnya, saya minta pak polisi menghukum pelakunya dengan berat,” pinta Yatini saat ditemui di kediamannya, Kamis, 18 Januari 2024.
Kepala Desa Rajabasa Lama Satu, Indra Rubianto membenarkan bahwa Sri Wahyuni merupakan warganya.
Rubianto sempat mendatangi Puskesmas Way Jepara tempat jenazah korban divisum. Di situ dia mendengar ada ketidakwajaran dalam kematian Sri Wahyuni. Atas dasar itu, Rubianto bersama keluarga korban setuju jenazah korban dilakukan autopsi.
“Awalnya keluarga tidak mau dilakukan autopsi. Maaf mungkin karena kondisi ekonomi menengah ke bawah sehingga takut dengan biaya. Lalu kami beri penjelasan bahwa semua itu yang urus pihak kepolisian,” terang Indra Rubianto.
Setelah diberi penjelasan Kepala Desa akhirnya keluarga sepakat untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah Sri Wahyuni di Rumah Sakit Bhayangkara. Hasil autopsi menyatakan ada ketidakwajaran dalam proses meninggalnya Sri.
Sementara itu, pelaku PK mengaku menjemput korban malam itu lalu mereka pergi ke sebuah kafe di Desa Labuhanratu, Kecamatan Labuhanratu. Di kafe itu, korban dan PK berikut dua pria inisial ST dan SU menenggak minuman keras.
“Ya awalnya SU mau nyium korban (pacar saya) terus pacar saya tidak mau, lalu terjadi keributan hingga kami pindah di sebuah irigasi yang jaraknya sekitar 10 kilometer,” ujar P.
Di irigasi itu, mereka kembali terlibat keributan. Menurut pengakuan tiga pria itu, Sri Wahyuni lalu menceburkan diri ke dalam saluran irigasi.
Melihat Sri Wahyuni tenggelam, ketiga pria ini bukannya menolong malah melarikan diri. Mereka menganggap Sri Wahyuni sudah tidak mungkin untuk diselamatkan.
P saat ini sudah mendekam di sel Polres Lampung Timur sejak dua hari lalu. Dari penjelasan P polisi mengembangkan kasus tersebut hingga melakukan penangkapan ST dan SU di wilayah Bekasi.
KBO Reskrim Polres Lampung Timur Ipda Sunarso menjelaskan hasil dari keterangan forensik dipastikan ada kejahatan terhadap korban hingga membuat korban meregang nyawa.
Kata Sunarso korban mengalami luka di kepala bagian belakang seperti luka akibat benturan benda keras.
Menurut dia, kedua terduga pelaku ST dan SU sudah membuat paspor pelancong tujuan Australia. Namun keduanya belum sempat terbang sudah tertangkap di wilayah Cibitung Bekasi.
Kedua terduga tiba di Mapolres Lampung Timur pada Kamis, 18 Januari 2024 sore. Kata sunarso kedua masih akan diperiksa lebih lanjut untuk menguak motif yang sebenarnya.
“Kedua terduga pelaku yang baru kami tangkap akan kami periksa yang lebih jauh dan akan kami kembangkan penyebab dan motif yang sebenarnya,” kata sunarso.***
ADVERTISEMENT