PANTAU LAMPUNG – Gelombang kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Lampung Timur semakin mengkhawatirkan. Pada Kamis 12 Oktober lalu, Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2023, telah tercatat sebanyak 305 kasus DBD.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur, dr. Satya, penyebab utama meluasnya penyakit ini adalah gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue. “Kondisi ini menjadi perhatian serius, karena kasus DBD ini tidak hanya berdampak pada jumlah yang signifikan, tetapi juga menelan korban nyawa,” ungkap dr. Satya.
Dari 305 kasus tersebut, kabar kurang menggembirakan datang dari Kecamatan Pasir Sakti dan Kecamatan Batanghari, di mana dua warga dinyatakan meninggal dunia akibat terinfeksi DBD. Sebuah situasi yang menuntut perhatian serius dari pihak berwenang dan masyarakat setempat.
Syaiful Burhan, Kabid Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P), menyoroti bahwa sebanyak tujuh wilayah di Lampung Timur telah menjadi fokus endemis penyakit DBD. Wilayah-wilayah tersebut mencakup Kecamatan Pasir Sakti, Batanghari, Sekampung Udik, Labuhan Maringgai, Gunung Pelindung, Pekalongan, dan Kecamatan Purbolinggo.
“Jenis nyamuk ini ditemukan di sekitar rumah atau tempat aktivitas sehari-hari, sehingga kita perlu meningkatkan kesadaran akan bahaya potensial di sekitar kita,” jelas Syaiful Burhan.
Dalam upaya pencegahan, Dinas Kesehatan telah melaksanakan berbagai langkah. Sosialisasi intensif tentang pencegahan DBD, kampanye menjaga kebersihan lingkungan secara rutin, hingga kegiatan pemberantasan sarang nyamuk penular DBD (PSN 3M Plus), larvasidasi, penyuluhan, dan pengasapan (fogging) menjadi fokus.
“Masyarakat harus selalu menjaga kesehatan, terutama di musim panas saat ini. Perhatikan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, dan terapkan prinsip 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) sebagai langkah preventif sehari-hari,” imbau Syaiful Burhan.
Dengan langkah-langkah preventif yang diterapkan, diharapkan dapat memitigasi dan meredam penyebaran DBD di Lampung Timur. Situasi ini mengingatkan kita semua akan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga kesehatan lingkungan dan diri sendiri.***