PANTAU LAMPUNG– Paguyuban Puji Langgeng (Pandemen Ki Narto Sabdo) mengandeng Sobokartti, Sangkatama UPGRIS dan Maju Kareb menggelar acara Haul Ki Nartosabdo yang ke -38.
Acara Caos Bekti Luhur (Haul) Sang Maestro Ki Nartosabdo digelar di Gedung Sobokartti, Jalan Dr Cipto 31 -33, Semarang, Jumat (06/10/2023).
Ki Narto Sabdo lahir di Klaten 25 Agustus 1925 dan meninggal di Semarang 7 Oktober 1985 dimakamkan di TPU Bergota, Semarang, Jawa Tengah. Dalang asal Semarang, Ki Nartosabdo ini menjadi Pahlawan Budaya Indonesia.
Penghargaan dan penghormatan tersebut diberikan pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).Gelar itu resmi tertuang dalam sertifikat yang ditandatangani Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo pada 4 November 2021.
Inisiator helat Haul Ke- 38 Sang Maestro budayawan Ki Suradji Hadi Kusumo Projo Dipuro mengatakan, kegiatan ini berupa sarasehan (bowo raos) yang membahas tentang Ki Narto Sabdo dan kidungan melangitkan doa untuk Sang Maestro.
Ki Suradji yang juga bertindak sebagai naras sumber mengatakan, kegiatan ini juga selain merupakan bentuk penghormatan kepada Sang Maestro juga untuk mempersatukan seniman untuk bersama-sama menguri-uri budaya adiluhung yang diwariskan Ki Narto Sabdo.
“Mari kita bersama-sama manunggaling cipto roso untuk menguri-uri, menumbuhkembangkan dan melestarikan karya-karya Ki Narto Sabdo. Mari Bersatu untukmenguri-uri karya Sang Maestro,” ujar Ki Suradji.
Pada kesempatan itu, Ki Suradji yang pernah bergabung menjadi pengrawit di kelompok karawitan “ Condong Raos” dibawah pimpinan Ki Narto Sabdo dari tahun 1975 hingga wafatnya sang maestro pada tahun 1985 mengisahkan antara lain; tentang proses membuat lagu mulai datangnya inspirasi, pembuatan lagu hingga proses aransemennya, termasuk proses pembuatan lagu Identitas Jawa Tengah. Ki Suradji juga mengakui kalau Ki Narto Sabdo sebagai bapak, guru sekaligus sumber rezekinya.
“Kita semua baik para seniman maupun pihak yang terkait sudah banyak mendapatkan manfaat baik bersifat marteriil maupun non materiil yang tidak kecil dari karya – karya Ki Nartosabdo hingga saat ini, namun penghargaan kita kepada Ki Nartosabdo masih dirasakan sangat – sangat minim sekali,” tandasnya.
(Red)