BANDARLAMPUNG, PL – Kejaksaan Negeri Bandarlampung menghentikan penuntutan melalui “restoratife justice” (RJ) terhadap lima orang tersangka dalam perkara penadahan dan pencurian.
Kepala Kejaksaan Negeri Bandarlampung Helmi Hasan mengatakan lima tersangka yang telah disetujui oleh Jaksa Agung dalam RJ tersebut adalah Tomi, Jaka Abdian, Mulyana, dan Rossa Amelia yang melanggar Pasal 480 ke-1 KUHPidana.
“Sedangkan satu tersangka lainnya bernama Hariyanto alias Ato melanggar Pasal 362 KUHPidana,” katanya di Bandarlampung, Jumat.
Lima tersangka tersebut, ujar Helmi, telah diserahkan kepada orang tuanya masing-masing untuk dilakukan pembinaan lebih dalam.
Ia berharap kepada lima orang tersangka yang telah dilakukan RJ tersebut tidak mengulangi perbuatannya sehingga tidak berhadapan dengan hukum.
“Tentu jika terulang maka RJ tidak dapat disetujui lagi. Karena salah satu syarat RJ adalah belum pernah berhadapan dengan hukum sebelumnya,” kata dia.
Kepala Seksi Tindak Pidana Umum Kejari Bandarlampung Firdaus Affandi menambahkan penghentian penuntutan terhadap para tersangka melalui RJ tersebut berdasarkan surat yang telah diajukan kepada Jaksa Agung.
“Penghentian penuntutan melalui RJ ini sudah melalui beberapa tahapan seperti kesepakatan berdamai antara tersangka dan korban, tersangka pertama kali melakukan, dan tindak pidana hanya diancam dengan pidana penjara tidak lebih dari 5 tahun,” katanya. (*/ant)