MESIN genset menyala dan suara mesin diesel meraung saling bersahutan usai azan magrib berkumandang. Asap hitam naik ke langit malam seiring berputarnya roda kincir angin, bianglala, dan kora-kora serta gemerlap lampu warna-warni. Tanda wahana hiburan di arena pasar malam siap dimulai.
Selain itu, masih ada wahana hiburan lain seperti tong setan (ketangkasan mengendarai sepeda motor dalam tong), wahana rumah hantu, dan trampolin.
Pantauan pantaulampung.com, pengunjung tumpah ruah memenuhi lokasi tersebut. Bahkan semakin malam, halaman Stadion Sukung Kotabumi ini makin disesaki pengunjung. Tidak hanya anak-anak yang ditemani orang tuanya, para remaja dan muda-mudi ikut menikmati wahana, sekadar cuci mata sambil jalan-jalan serta menikmati kuliner tradisional dan minuman kekinian.
Biaya tiket masuk untuk setiap permainan cukup terjangkau. Salah seorang pengunjung, Dewi, mengaku cukup membawa Rp50 ribu untuk memanjakan dua cucunya bermain di wahana yang disediakan pengelola pasar malam.
“Kehadiran pasar malam sangat membantu menghilangkan rasa suntuk dan jenuh apalagi jika cucu saya ingin bermain. Setiap ada pasar malam, saya selalu bawa cucu saya. Selain murah meriah, ada lumayan banyak wahana yang bisa dicoba,” ungkap Dewi.
Selain permainan anak-anak, keberadaan pasar malam juga menjadi ajang berjualan bagi pedagang busana, pernak pernik Aksesoris dan penjual jajanan tradisional. Mulai dari baso tahu, harum manis, cilok, dan beraneka jenis minuman Kekinian. Sedangkan untuk harga pakaian yang dijual relatif terjangkau mulai dari harga Rp10 ribu-50 ribu tampak memenuhi stand-stand pakaian.
(NeZ)